Judul Buku : Milana
Penulis : Benz Bara
Hal : 192
ISBN : 978-979-22-9507-8
Terbit : April 2013
Cover : Soft Cover
Milana adalah kumpulan cerpen tunggal pertama yang dituliskan oleh Bernard Batubara. Berisi lima belas cerita pendek bertema perempuan.
Lukisan Kali dan Pohon Tua, Beberapa Adegan yang Tersembunyi di Pagi Hari, Lelaki Berpayung dan Gadis Yang Mencintai Hujan, Goa Maria, Tikungan, Jung, Pintu yang Tak Terkunci, Cermin, Malaikat, Surat Untuk Fa, Hanya Empat Putaran, Semalam Bersama Diana Krall, The Beautiful Stranger, Semangkuk Bubur Cikini dan Sepiring Red Velvet, serta Milana, adalah judul cerita yang dituliskan dalam buku ini.
Bara, begitu penulis kerap disapa, cukup berani menulis tentang perempuan yang dituangkan dalam sebuah cerita pendek. Sebagian besar bercerita tentang romantika perpisahan, perselingkuhan, jatuh cinta, penantian, bahkan jati diri perempuan. Apresiasi besar harus diberikan pada sebab keberaniannya. Entah perempuan mana yang ditelitinya hingga ia membukukan kisah-kisah tadi.
Beberapa kisah membuat saya heran. Bisa jadi ini harapan Bara pada pembacanya. Beberapa kali saya harus menemukan kalimat-kalimat panjang, yang sebenarnya bisa dipendekkan lagi, agar lebih efektif. Sebagai pembaca, membaca sebuah kalimat dengan menahan napas adalah hal yang jarang disukai.
Sudut pandan Bara tentang perempuan mungkin berangkat dari pengalaman kesehariannya. Berapa banyak hubungan romantika yang pernah dijalinnya? Berapa kali sakit hati yang dirasakannya? Berapa sering sekingkuh, ditinggal pergi, serta rumitnya sebuah hubungan dialamainya? Mungkin itulah landasannya. Namun, Bara kurang mengksplore sudut pandangnya pada hal yang sifatnya detail pada perempuan. Emosi yang dibawanya dalam cerita masih butuh untuk dieksplor lagi.
Seperti pada cerpen Cermin. Bara harus jeli menghubungkan realita zaman. Apakah gadis jelita yang diceritakannya hidup pada zaman modern atau masa lalu di mana televisi tak dikenal. Detail teknis bahwa pria yang jatuh hati pada gadis, buruk rupa akibat cermin, harus diuraikannya menggunakan bahasa sastra. Alasan-alasan kecil mengapa si pria mengagumi ketampanannya, bagaimana rasanya memiliki cinta dalam hati yang tertahan, dan sebagainya.
Cerpen tentang perempuan yang dituliskan Bara semoga memberi pelajaran berharga bagi para perempuan dan membuatnya mampu memetik nasihat. Semoga melalui kisah yang ditulis Bara, perempuan di mana pun berada tak beranggapan bahwa hidup hanya tentang jatuh cinta pada pria, menangis ketika ditinggal, selingkuh saat memiliki pasangan, ataupun menanti penuh harap.
Hal yang juga mampu diragukan kemudian, bagaimana para remaja yang membaca kisah ini bisa berpikir kritis. Setiap orang memang memiliki kisahnya sendiri, namun terkadang khayalan bisa mengaburkan realita tentang siapa diri kita.
Selamat membaca Milana.
0 komentar:
Posting Komentar