Kamis, 05 Juni 2014

Cerita Calon Arang

BY Unknown IN , , No comments

Judul Buku : Cerita Calon Arang
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Jumlah Halaman : 96
Kategori : Fiksi
Format : Paperbacks
Dipubikasikan : Maret 2009
Penerbit : Lentera Dipantara
ISBN13 : 97997312105

***

Mengapa Perempuan? Saat pertama kali membaca buku ini, naluri keperempuanan saya terusik. Yang manakah naluri yang berjenis kelamin itu? Bukan naluri itu sendiri yang memiliki wujud fisik, tapi hal fisiologis padanya mampu mempengaruhi secara psikologi bagaimana jiwa seorang perempuan. Apa yang dipikirkannya akan tercermin dalam tindaknya.

Pram mampu menangkap bagaimana pemikiran seseorang sangat berpengaruh pada apa yang ia lakukan bagi umat manusia. Pram menyajikannya secara menarik dalam novel berjudul Cerita Calon Arang. Ia menyajikan cerita tentang perempuan dari sisi yang lain. Ini juga masih erat kaitannya mistisisme yang dianut oleh masyarakt Jawa.

Kisah ini bermula dari seorang janda sakti, Calon Arang, yang memiliki seorang anak perempuan. Janda ini menyembah dewi yang mampu memberikannya kekuatan magis. Dengan sasajian tertentu, hajat yang hendak disampaikan, serta merapal mantra menjadi gambaran umum aktifitas sang janda.

Suatu hari, sang janda mengetahui bahwa masyarakat di sekitarnya menggunjingkan anak perempuannya. Anak gadis Calon Arang sebenarnya berparas cantik. Namun karena takut pada Calon Arang, tak seorang pria pun berani datang melamarnya. 

Calon Arang memohon kepada dewi untuk memberikan kutukan kepada masyarakat. Permintaan Calon Arang terkabul. Datanglah wabah kematian menjangkiti masyarakat. Warga di sekitar tempat tinggalnya meninggal satu persatu.

Ketersinggungan lalu menjadi awal dari konflik berkepanjangan antara Calon Arang dengan masyarakat. Konflik yang ditampakkan oleh cerita ini, Pram menggambarkannya melalui kemarahan Calon Arang. Betapa kalutnya masyarakat menghadapi wabah. Mereka yang menggunjing secara langsung hingga mereka yang tak tahu apa-apa pun menjadi korban. Calon Arang murka, perlakuan tidak adil yang menimpa anaknya harus mendapatkan pembalasan setimpal. Calon Arang membalas bara di hatinya, tersulut oleh amarah.

*
Banyak pesan moral yang terekam di dalam novel ini. Awal mula mistisisme Jawa sebenarnya telah dituliskan oleh Pram dalam buku Arus Balik. Di sini, praktik-praktik mistis itu menjadi nyata. Bukan hanya Jawa, praktik mistisisme masyarakat Indonesia bahkan terjadi hampir di semua penjuru. Sumatra, Kalimantan, Jawa, Maluku, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi hingga Papua.

Praktiknya pun ditujukan pada berbagai hal. Mulai dari yang baik, seperti teknik pengobatan, hingga praktik untuk mencelakakan orang lain. Tidak heran juga jika di era 2000-an, beberapa film Indonesia kerap menayangkan tema santet dan sejenisnya.

Menurut saya, tidak ada yang salah dengan pengetahuan mistikal pada masyarakat. Indonesia kental dengan kebudayaan yang lekat dengan alam. Hidup berdampingan hingga saling menjaga. Namun komunikasi yang tidak berjalan harmonis, menyinggung pihak lain tanpa peduli efek yang akan terjadi selanjutnya kerap menjadi hidangan sehari-hari.

Manusia dikuasai amarah, diliputi rasa benci, serta dengki.

*

Hal menarik lain dalam cerita ini terletak pada cara Pram mengakhiri cerita. Taktik yang digunakan untuk mengalahkan Calon Arang.

0 komentar: