Jumat, 02 Mei 2014

Galaksi Kinanthi

BY Unknown IN , , No comments

Judul : Galaksi Kinanthi: Sekali Mencintai Sudah itu Mati?
Penulis : Tasaro GK
Format : Paperback 
Halaman : 432 pages
Tahun terbit : Januari 2009
Penerbit : Salamadani
ISBN : 9789791803595
Edisi : Bahasa Indonesia
Penghargaan : Anugerah Pena for Fiksi Terpuji (2009)
*** 

Saya sempat hapal mantra paling wajib dalam untaian kalimat yang berhasil membuat banyak pembaca bergetar.
Begini cara kerja sesuatu yang kau sebut cinta. Engkau bertemu seseorang, lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh, dan terbelah ketika dia menjauh
Tasaro GK memang pandai meramu kata. Kekuatan riset yang mendukung juga menjadi nyawa dari karya ini. Tema tulisannya tak jauh dari perempuan. Lebih tepatnya menyorot kisah tenaga kerja perempuan yang bekerja di luar negeri. Beberapa di antara mereka mendapatkan hidup layak. Beberapa di antara mereka pula harus merasakan pahirnya hidup di negeri orang.

Sesuai judulnya, nama tokoh utama dalam novel ini adalah Kinanthi. Seorang perempuan yang dibesarkan di desa. Ketika menginjak remaja, orang tuanya menukar Kinanthi dengan beras. Ajuj, sahabatnya, harus merelakan bagaimana Kinanthi pergi dari hidupnya. Kinanthi, gadis kecil yang tumbuh deiring tempaan waktu tetap menyimpan rasa rindu pada Ajuj, sekaligus benci.

Awalnya saya lupa, bagaimana perempuan dituliskan dalam kisah ini. Kepiawaian Tasaro membuat saya terlena bahwa kisah Kinanthi sesungguhnya tidak dituliskan dalam sudut pandang seorang perempuan. Ia dituliskan dalam sudut pandang lelaki. Benarkah lelaki memandang perempuan lebih banyak sebagai objek eksploitasi?

Tidak untuk menuntut sebenarnya, namun menurut saya ada cara pandang melihat perempuan yang sulit ditafsirkan. Begitu saja, mengalir. Padahal, banyak muatan psikologi di novel ini yang bagus untuk diapresiasi kembali.

Realita perempuan yang digambarkan adalah fakta yang terjadi di belahan bumi manapun. Diskriminasi hingga perdagangan manusia adalah tema yang mewarnai sebagian besar isi buku..

Melalui gambaran kisah Kinanthi dan Ajuj, kita diajak bertualang melihat budaya timur dan barat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, khususnya masyarakt desa. Bagaimana kehidupan sosial mengubah banyak orang. Tentang peristiwa masa lalu dan yang digeluti kini oleh manusia modern tak pernah lepas dari masa lalunya. Sebenarnya, saya menyimpan sebuah ketakutan ketika membaca buku ini di awal. Semoga akhir buku ini tidak menyimpulkan bahwa seorang perempuan yang baik adalah mereka yang sukses dalam karir.

Bercermin pada perjalanan Kinanthi, hidup memberikannya makna dengan cara yang harus dilaluinya. Hidup Kinanthi tak mulus. Ia harus merasakan bagaimana dikirim menjadi seorang tenaga kerja ilegal ke Saudi Arabia. Di saat yang sama, Tasaro mempertontonkan dengan gamblang bagaimana Saudi seharusnya tidak menjadi tujuan kita mengirimkan tenaga kerja. Beberapa di antara mereka diperlakukan selayaknya binatang. Mungkinkah kemanusiaan dilelang di tanah suci kelahiran Baginda Nabi?

Kritik pada banyak kalangan begitu mengena dari narasi milik Tasaro. Kritik paling tajam diarahkan pada pemerintah yang harus mengeluarkan regulasi tentang keamanan TKI khususnya perempuan. Berada jauh dari rumah membuat semua kemungkinan buruk bisa terjadi. Pemerintah punya PR besar ketika sejumlah kasus tentang pekerja migran bergaung di media.

Tahun 2014 saja bahkan telah dibuka dengan kisah Satinah, tenaga kerja yang terancam dihukum mati. Mesti kasusnya telah lama bergulir, barulah pada detik-detik terakhir tenggat pembayaran denda baginya mencuat di media nasional kita. Ini emperlihatkan bagaimana pemerintah tidak serius menanggapi isu ini. Selain itu, kita memang lemah pada sisi payung hukum. Cerita ini menurut penulisnya bukan rekaan semata. Ini diangkat dari kisah nyata.

0 komentar: