Judul : Demi God
Penulis : Bahar Azwar
Format : Paperback
Jumlah Halaman : 256
Tahun Terbit : May 2005
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 979360073X
***
Saya lupa kapan tepatnya
saya membaca buku ini. Seingat saya, buku ini saya dapatkan di tumpukan
buku-buku discount di sebuah toko buku di Makassar. Awalnya, saya menganggap bahwa
buku ini seperti buku fantasi sejarah yang lebih banyak berisi mitos.. Melihat sampul buku, saya siap untuk diajak
bertualang ke masa silam. Gambaran di kepala saya, peperangan, perkelahian, pemberontakan
akan mengiasi isi buku. Saat pertama kali membukanya, saya salah.
Sampul belakang buku menyatakan seperti ini:
AHLI bedah adalah demigod. Titisan dewata ini diutus Penguasa Semesta Alam turun ke dunia sebagai penyebab kesembuhan. Bersenjatakan sebuah pisau penyembuh, Ropanasuri, ia malang melintang di arena berdarah melawan penyakit, dalam drama yang sudah dimainkan sejak dunia terkembang. Tragedi kadang tak terhindarkan tatkala kuasa terasa mutlak, tawaduk menjadi ria, rasio tercemar dengan rasa serta iringan nyanyian syaitan menyerukan Engkaulah Tuhan. Di saat itu pula ksatria tergelincir menjadi paria
Halaman demi halaman dari buku ini memang berisi peperangan, perkelahian, hingga pemberontakan. Namun ini sesuatu yang menjadi konflik para tokoh. Bukan perkelahian sesuangguhnya di atas tanah. Sesuatu yang lebih sulit, merasuk pada pemikiran mereka. Ini adalah sebuah bacaan bergenre science fiction. Dikemas dengan latar belakang dunia medis lengkap dengan seluk-beluk rumah sakit, profesi kedokteran, hingga kepanikan di ruang operasi. Menulisnya membutuhan riset yang bisa mengakses beberapa informasi rahasia tertentu.
Kehebatan sosok doktek bedah yang sering saya nonton di layar kaca menjadi kisah menegangkan di buku ini. Kita disuguhi pandangan lain tentang profesi dokter. Jika kalian pernah menonton film Good Doctor dari Korea Selatan, informasi ruang bedah juga dibahas dalam buku ini. Namun film tersebut dan buku ini berkisah dalam sudut pandang yang berbeda.
Seperti yang disampaikan oleh uraian singkat buku ini, Demigod diutus kedunia untuk membawa kesembuhan. Meski sebenarnya, bukan Demigod atau ahli bedah itu sendiri yang menyebabkan kesembuhan. Ada yang lebih pantas menyembuhkan yang memberikannya kepada Demigod.
Fiksi ini menawarkan angin segar bagi mereka yang ingin berpikir. Bab demi bab memang membawa kita bertualang hingga banyak rumah sakit di Indonesia. Ternyata, setiap rumah sakit di setiap daerah memiliki keterkaitan.
Meski kisah fiksi, nampak nyata penulisnya melakukan riset mendalam. Sisi psikologis seorang dokter yang melakukan malpraktik juga ditampakkan di sini. Sesungguhnya, malpraktik menjadi pesan lain yang tak nampak di sini. Kita sebagai pasien, hanya tahu bagaimana profesi dokter melakukan tindakan medis tanpa pernah berkompromi dengan pasiennya terlebih dahulu. Novel ini juga menguraikan bagaimana sesama profesi dokter akan saling melindungi dalam dunia keprofesian hingga ranah hukum ketika ada yang melakukan kesalahan di dalam ruang operasi.
Petualangan ini seperti nyata dan memiliki sejarah masa lalu. Ada mitos yang berkembang bagi profesi ini di dunia nyata, ahli bedah. Melalui buku ini, penulis seperti ingin menyampaikan bahwa terkadang kita terlalu berharap pada orang yang sebenarnya sama terbatasnya dengan kita. Mengingatkan agar tidak lupa sebagai orang yang dititipi pengetahuan. Bukan yang mengendalikan pengetahuan itu.
Lalu, masihkah anda menganggap bahwa ahli bedah adalah dewa?
selamat membaca.
selamat bertemu di ruang operasi
selamat bertemu di ruang operasi