Judul : Anna Karenina
Penulis : Leo Tolstoy
Penerbit : Gradien Mediatama
Tahun : 2013
Hal : 240
Edisi : Bahasa Indonesia
Leo Tolstoy adalah pencerita yang baik. Kisah Anna Karenina dibingkai dengan latar kehidupan sosial politik di zamannya. Terlahir dalam keluarga bangsawan, Tolstoy mampu merinci dengan baik bagaimana pergaulan kaum elite Moskow dan daerah di sekitarnya. Diterima secara sosial adalah hal wajib yang dibutuhkan setiap orang.
Anna Karenina memiliki segalanya. Kecantikan, suami yang memiliki jabatan, keluarga yang harmonis, serta terpandang di kalangan bangsawan. Setiap perempuan Moskow membicarakannya. Sikapnya yang ramah dan rendah hati membuat orang-orang terkadang iri padanya.
Terlalu banyak senyum palsu, pertemanan palsu, hingga kenalan palsu, yang berada di sekelilingnya. Pada umumnya, kaum bangsawan Moskow seperti kaum bangsawan lainnya, hanya akan memilih teman bergaul dari kalangan mereka saja. Mereka rela mengorbankan apa saja demi diterima dalam lingkup pergaulan kaum bangsawan. Diundang dalam sebuah pesta jadi salah satu indikator bagaimana masyarakat sosial menerima.
Latar materialisme dalam karya ini begitu kental. Lolstoy kemudian menampilkan orang-orang dengan watak yang tak jauh dari pergaulan kaum bangsawan. Pria bangsawan yang memiliki jabatan baik, pria bangsawan dengan pesona menggaet wanita, pria bangsawan yang berselingkuh, wanita bangsawan yang akan bertukar kabar dan gosip kaum elit, wanita bangsawan yang sering mengadakan pesta, wanita bangsawan yang menilai calon pendamping hidupnya dari status sosial, serta wanita bangsawan yang siap merebut suami orang. Bukankah mereka sama saja?
Kecerdasan Tolstoy nampak ketika memunculkan tokoh bernama Levin. Seorang bangsawan yang nampak memberontak pada kebiasaan modern Moskow.
Aku hanya sedikit kewalahan dengan kehidupan Moskow. Terlalu... apa yah, terlalu modern terlalu glamor,. Tidak dapat ku mengerti. Bahkan urusan kuku jari saja, aku tidak paham. (Anna Karenina, Leo Tolstoy. Hal. 27)
Peran Levin tidak mengambil porsi banyak. Meski tokoh sentralnya adalah Anna, Levin adalah penyeimbangnya. Ketika Anna hadir di pesta Debutante Kitty, pesta perkenalan seorang remaja yang menginjak dewasa, ia menempati ruang karena diterima secara sosial. Bagi Levin, ia hanya pria yang jatuh cinta kepada Kitty, keponakan Anna. Tatkala Levin ditolak oleh Kitty saat dilamar beberapa saat sebelum pesta mulai, saat itu pula ruang sosial menolaknya.
Orang-orang terlalu sibuk dengan citra. Menampilkan wajah baik, membanggakan diri, seolah tanpa celah. Jika Tolstoy tidak mengahadirkan perubahan sikap Anna, maka ia gagal. Latar belakangnya sebagai penganut kristen dan paham anarki membuatnya membangkang pada sistem sosial. Tolstoy adalah pelopor perlawanan tanpa kekerasan yang mengilhami Gandhi kemudian.
Ketika hidup dipenuhi gelimang harta, kekayaan, atau jabatan saat itu pula kita akan merasa hal itu tak pernah cukup. Dan Anna merasakannya. Ada sesuatu yang sederhana, sesuatu yang ingin diperjuangkannya. Meski cara yang ditempuhnya salah.
Selamat membaca Anna Karenina. Kisah cinta dramatis yang disuguhkan di dalamnya tak lain untuk mengingatkan kepada kita, bahwa kita pun terjebak dalam kehidupan yang mementingkan status sosial. Menilai orang lain atas dasar keturunan, jabatan, kekayaan, relasi. Persis seperti kehidupan di masa Orde Baru. Cerdaslah menangkap pesannya.
0 komentar:
Posting Komentar