Selasa, 10 Februari 2015

Review Finding Rumi: Catatan Petualangan Perempuan Indonesi di Turki

BY Unknown 1 comment



Judul Buku : Finding Rumi
Sub Judul: Catatan Perempuan Indonesia di Turki
Penulis : Najmar
Tahun Terbit : 10 April 2010
Rating : 4 stars
Edisi : Bahasa Indonesia

Ahhh...ini buku terlengkap tentang perjalanan ke Turki yang pernah ku baca. Aku melahap duluan buku ini sebelum melihat siapa penulisnya. Eng Ing Eng...ternyata penulisnya adalah seorang peneliti. Great!

Buku perjalanan ini bukan tentang perjalanan biasa. Kebanyakan penulis hanya melakukan eksplorasi pada tempat wisata seperti pantai, gunung, danau, hotel yang keren, atau hal-hal yang hanya ingin menunjukkan mereka tengah berada di luar negeri. hahaha. Padahal hakikat sebuah perjalanan adalah belajar. Mengunjungi sebuah tempat untuk mempelajari budaya serta sejarah. Dan buku Finding Rumi ini benar-benar berisi catatan perjalanan yang memperkenalkan kita pada akan negeri dualisme itu. Catatan ini juga bukan sekedar berbicara tempat di mana kita bisa makan pagi di Asia dan Makan Malam di Eropa. Yups, itu dualisme Turki menurutku.

Di awal halaman buku, saya tertarik dengan foto-foto yang tentang tarian Rumi. Selama ini kita hanya melihat foto juga tariannya tanpa mengenal siapa itu Rumi. Mungkin sikap saya sama seperti teman Mba Najmar yang tidak mengenal Rumi hingga akhirnya memutuskan tidak tertarik pada satu trip.

Awalnya penulisnya juga tidak tertarik, ia tengah menemukan ketertarikan untuk tinggal lima minggu di Turki. Menurutku, itu salah satu alasan yang tepat untuk mengulas Turki. Ia bertanya pada banyak orang tentang Turki. Ternyata ia memang lebih tertarik pada Jepang, Jerman, dan Perancis.

Apa sih yang menarik di Turki?

Bab I buku ini cukup menjadi penjelas bahwa ada lain yang bisa ditemukan Mba Najmar. Usai membaca kisah perjalanan ruhani seorang penyanyi Inggris, ia pun memantapkan hati. Ssstt...Maulana Rumi kemudian menjadi alasannya berlabuh ke negeri kebab ini.

Ku kira Najmar tidak mengenal sosok Rumi seperti diriku. Sebab aku mulai mengenal Rumi dari tulisan Najmar ini. Ia mengatakannya di awal buku bahwa telah lama mengenal Rumi. Ia memulainya dengan sering membeli buku serius. Buku Jiwaku Adalah Wanita merupakan buku pertama yang mengenalkannya pada Rumi. Ia menyukainya sebab jiwa feminin Rumi, terbuka, lembut, juga tak diskriminatif.

"Karena Maulana, jiwa femininku merasa mempunyai teman. Ia menjadi juru bicara yang baik bagi jiwa-jiwa feminin. Jiwa-jiwa yang tak melulu didikte akal karena telah melampaui akal," hal. 4, Finding Rumi, Najmar.

Wuih...kalimat-kalimat Najmar itu juga seperti menyihirku. Aku memikirkan kembali bagaimana caranya jiwa ini melampaui akal. Bagi pengetahuan minimku, beberapa penjelasan Najmar sulit ku cerna. Tapi ini bukan alasan untuk berhenti di halaman awal.

Sebenarnya buku ini bertutur secara sederhana, tidak menggurui meski Mba Najmar ini memiliki pengetahuan banyak. Juga terlihat dari sikap ingin tahunya. Ia bahkan rela menelusuri mengapa sampul Bilangan Fu, novel karya Ayu Utami bergambar Evil Eyes yang dengan mudah ditemukan di Turki. ;)

Apalagi isi bukunya?

Banyak hal-hal tak terduga yang juga bisa kita temukan. Misalnya bagaimana Maulana Rumi populer di kalangan anak muda Indonesia, yang ternyata baru populer di Turki pada tahun 2007 usai Unesco menetapkan sebagai tahun Maulana Rumi, serta 17 Desember sebagai Hari Maulana Rumi. Ini semacam kesadaran yang dimiliki Turki sebab mereka memiliki permata yang dicari dunia.

Itu saja isinya?
Banyak sekali hal-hal lain menyangkut eksotisme sejarah Turki hingga pemikiran Rumi yang dijabarkan Najma dengan tekun di buku ini. Juga lengkap dengan deskripsi setiap tempat yang ingin ia datangi, bagaimana ke sana, rute apa, dan seterusnya.

Selamat membaca yaaa :)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

youtube.com / youtube.com / youtube.com / youtube.com / youtube.com
youtube.com / youtube.com / youtube.com / youtube.com / youtube.com / youtube.com youtube to mp3 320kbps / youtube.com. YouTube.com / youtube.com. The videos are hosted at The YouTube Channel.