Cover Buku Madre |
Judul : Madre
Penulis: Dewi Lestari
ISBN : 9786028811491
Rilis : 2011
Halaman : 162
Penerbit: Bentang
Edisi: Cetakan kedua
***
Cover bukunya menarik, berwarna orange tua dengan latar sketsa klasik. Sehangat sampulnya, isinya pun adalah sajian hangat. Pertama kali melahap kehangatannya di tahun 2011, saat diterbitkan pertama kali. Selanjutnya, untuk kesekian kalinya yang tak bisa terhitung, seluruh bab demi bab habis dicerna.
Buku ini renyah, lembut, sekaligus menggigit. Madre tak habisnya menyuguhkan cerita serta puisi yang seolah biasa namun luar biasa. Madre menjadi kumpulan tulisan Dee Lestari yang begitu kaya. Terdiri dari 13 fiksi dan prosa pendek.
Cerita pendek tersebut terdiri dari Madre, Have You Ever, Semangkuk Acara Untuk Cinta dan Tuhan, Guruji, dan Menunggu Layang-Layang. Sebagai cerpen pembuka sekaligus judul buku, Madre seperti merampungkan banyak hal dari dialektika pemikan Dee. Ia seorang penulis cerdas, melakukan pencarian hidup, menemukan tujuan, dan mengambil maknanya. Setiap cerpen begitu berwarna, begitu pula pada prosa serta puisinya. Ada pelangi di setiap karya Ibu Suri, sebutan dari penggemarnya.
Kisah Madre, misalnya. Ia sadar bahwa keanekaragaman adalah sesuatu yang niscaya. Kita pasti berbeda. Warna kulit, rambut, asal keturunan, postur tubuh, serta apa yang kita pikirkan. Dee dengan cerdasnya menangkap hal berbeda itu dan membingkainya pada kehidupan seorang Tansen Wuisan. Keturunan India yang kemudian sadar bahwa dalam tubuhnya mengalir darah seperempat Tionghoa. Menarik bukan? Hanya itu yang dikisahkan Dee? Tentu tidak.
Ibu dari Keenan dan Atisha ini juga memiliki ciri khas dalam karyanya. Ia menjunjung tinggi satu hal yang disebut kemanusiaan. Dan sikap itu ia tuangkan bagaimana ia menjaga banyak hal secara manusiawi. Ini bisa kita simak ketika ia menceritakan bahwa biang roti diperlakukan secara manusiawi.
".... Madre mesti dirawat orang muda yang semangatnya baru .... " hal. 7, Madre.
Pada bagian lain malah disebutkan bahwa Madre menjadi warisan.
".... Namun Madre hanya bisa ia turunkan pada seseorang yang punya hubungan langsung ...." hal. 13, Madre.
Juga sapaan yang diberikan pada Madre untuk menunjukkan bagaimana harusnya memperlakukan ia.
".... Sebelum menutup pintunya, Bu Cory sempat-sempatnya berkata, Selamat Istirahat Madre." hal. 41, Madre
Usaha, kerja keras, menyelesaikan konflik, adalah keahlian lain Dee. Dibalik upayanya, ia tak lupa menyisipkan sisi spiritual pada setiap karyanya. Ini terlihat dari berbagai kontemplasi setiap tokoh. Metamorfosis mereka terbangun pada karakter tokoh. Ini menunjukkan bahwa Dee juga mengalami transformasi bersama para tokohnya.
Selamat membaca Madre, selamat mengalami perubahan diri.